Klarifikasi Fakta tentang Turki dan Erdoğan (Bagian I)

Bapak Presiden dan Cumhurbaskan

Presiden Erdoğan dan Presiden Jokowi beserta istri masing-masing (sumber: STAR)

Beberapa hari kemarin (sejak artikel ini mulai ditulis pada tanggal 2 Agustus 2015), linimasa Facebook sedang agak ramai dengan berita dan updates kedatangan Presiden Erdoğan ke Indonesia. Banyak yang mengelu-elukan kedatangan Presiden satu ini, tentunya karena beliau memang sudah memiliki pamor di masyarakat Indonesia (terutama teman-teman dari jamaah tarbiyah dan simpatisan PKS) yang menganggap beliau sebagai pemimpin Islam teladan yang berprestasi dan patut ditiru. Banyak artikel-artikel yang disebar dalam rangka mendukung klaim tersebut, seperti misalnya artikel ini yang sudah beredar di Arrahmah Media. Artikel ini cukup populer, diposting juga di media-media Islam lain seperti fimadani, PKS Piyungan Online dan juga Islampos, bahkan sempat beredar versi jarkomannya di whatsApp saya beberapa waktu lalu. Dengan artikel inilah, para suporter (garis keras) Presiden Erdoğan memberikan justifikasi bahwa pencapaian Erdoğan itu tidak sekadar omong kosong belaka tapi nyata dan bisa dilihat buktinya (kadang-kadang juga dengan tambahan komentar: ‘dibanding Jokowi yang tidak bisa berbuat apa-apa, cuma omong doang, musuh Islam lagi’ atau komentar ‘Ingin sekali presiden RI ditukar dengan beliau’ dan komentar-komentar lain yang buat saya menyunggingkan senyum). Tapi, saya jadi bertanya-tanya setelah membaca artikel ini, apakah fakta yang disampaikan dalam artikel ini murni 100% fakta atau ada fakta yang dibuat-buat atau malah fiksi sama sekali?

Mumpung saya sedang tinggal di Turki, sedang punya waktu untuk mengerjakan artikel karena libur musim panas masih tersisa 1 bulan lagi dan sedang ingin coba bantu tabayyun isu-isu yang beredar tentang Erdoğan dan Turki, saya coba membuat artikel FactCheck atau klarifikasi fakta-fakta yang disampaikan dalam artikel yang pertama kali rilis di Arrahmah Media. Sebagai seorang Muslim, saya merasa perlu untuk membuka dan menyampaikan kebenaran secara objektif serta bertabayyun dengan kemampuan yang saya punya.

Catatan sebelum membaca: Walaupun panjang dan terdiri dari dua seri, mohon membaca dari awal sampai akhir. Kalau memang teman-teman punya fakta dan data untuk menyanggah fakta dan data temuan saya dalam artikel ini, silakan disampaikan dan dilampirkan buktinya, asalkan tidak dibuat-buat. Kalau ada penyampaian konsep saya yang kurang tepat, mohon diperbaiki dengan konsep yang lebih tepat juga. Kalau ada analisis, itu semata-mata pandangan saya dan bisa diperdebatkan, tapi lagi-lagi jangan lupa analisis yang disampaikan harus ada dalam kerangka konsep dan konteks yang jelas, jangan kemana-mana supaya debatnya bisa asyik. 😀

Oke, mari kita mulai klarifikasi faktanya!

Baca lebih lanjut